Harga Cabai Rawit Merah di Jakarta kian Pedas

    Harga  Cabai Rawit Merah di Jakarta kian Pedas
    Harga cabai rawit merah di sejumlah pasar Jakarta merangkak naik di awal tahun 2025

    JAKARTA, Harga cabai rawit merah di Jakarta hari ini turun tipis dibanding kemarin yang sempat mencapai Rp 118.350 per kilogram. Informasi dari Asosiasi Agribisnis Cabai Indonesia menyebutkan tanpa intervensi serius, harga cabai rawit merah bisa tetap tinggi hingga bulan Februari mendatang.

    Berdasarkan data dari laman infopangan.jakarta.go.id yang diakses pada Jumat 10 Januari 202) pukul 11.20 WIB, harga rata-rata cabai rawit merah mencapai Rp 117.386 per kilogram. Angka ini mengalami penurunan sebesar Rp 964 dibandingkan dengan hari sebelumnya.

    Berbeda dengan jenis cabai lainnya, kenaikan harga cabai rawit merah tergolong lebih tinggi. Sebut saja cabai rawit hijau, saat berita ini disusun harga per kilonya Rp 78.607 yang juga turun Rp 1.822 per kilogram. Harga cabai merah besar, trennya terus turun menjadi Rp 68.336 per kilogram, sementara cabai merah keriting berfluktuasi, kalau kemarin naik, hari ini turun Rp 741 menjadi Rp 74.250 per kilogram.

    Meskipun harganya turun sedikit dibandingkan sehari sebelumnya, menurut Asosiasi Agribisnis Cabai Indonesia atau AACI, harga cabai rawit merah diprediksi akan tetap tinggi hingga bulan Februari mendatang tanpa intervensi serius.

    “Harga cabai rawit merah bisa tetap tinggi sampai bulan Februari mendatang jika tidak ada intervensi yang tepat, ” ujar Abdul Hamid, Ketua Umum AACI.

    Harga cabai rawit merah yang melonjak hingga lebih dari Rp 100 ribu per kilogram membuat warga kebingungan. Di pasar Cibinong, Jawa Barat, harga cabai rawit merah dilaporkan mencapai Rp 110 ribu, meskipun masih ada pedagang yang menawarkan dengan harga sekitar Rp 90 ribu.

    “Harga cabai rawit merah bisa mencapai Rp 110 ribu, namun ada juga yang tetap menjual dengan harga Rp 90 ribu. Tapi banyak pedagang yang menawarkan harga lebih tinggi, ” kata Tari, seorang pembeli di pasar tersebut.

    Menirukan ucapan pedagang, Tari menyebut penyebab melonjaknya harga cabai rawit merah antara lain disebabkan oleh masalah distribusi yang terganggu akibat cuaca buruk dan kegagalan panen di daerah penghasil utama cabai, seperti Brebes. Mereka para pedagang, masih disampaikan Tari, distribusi cabai dari Jawa Tengah dan Jawa Timur ke Jakarta sangat terbatas.

    “Pedagang harus berebut mendapatkan pasokan dan terkadang harus membayar harga lebih tinggi, bahkan ada yang rela membayar hingga Rp 1 juta untuk mendapatkan cabai, ” kata Tari menirukan ungkapan pedagang cabai di pasar Cibinong.

    Suparman, warga Temanggung, Jawa Tengah mengatakan harga cabai rawit merah di daerahnya bervariasi.

    "Di sini, harga cabai rawit masih bervariasi, ada yang jual Rp 70.000 per kg, namun ada juga yang menjual hingga Rp 80.000 per kg, " ujarnya. 

    Mengurangi Konsumsi Cabai Rawit Merah

    Di tengah harga cabai yang terus melambung, banyak warga yang mulai mengurangi penggunaan cabai dalam masakan sehari-hari. Ibu Is, seorang warga di Jatiwaringin, Pondok Gede Bekasi mengungkapkan bahwa meskipun ia tidak khawatir karena menanam cabai sendiri di rumah, ia berharap harga cabai segera kembali normal.

    “Kami berharap harga cabai segera normal kembali, terutama menjelang Idul Fitri, ” ujar Ibu Is.

    Menurut Abdul Hamid, kenaikan harga cabai rawit merah disebabkan oleh faktor cuaca ekstrem yang mempengaruhi pasokan cabai.

    “Cabai rawit merah sangat rentan terhadap perubahan cuaca, terutama hujan dan angin. Hal ini mengganggu produksi, sehingga stok menjadi terbatas, ” ujar Abdul Hamid

    Ia menambahkan bahwa mayoritas pasokan cabai ke Jakarta berasal dari Jawa Timur, dan produksi di daerah tersebut terganggu akibat angin kencang yang merusak tanaman.

    Untuk mengatasi permasalahan ini, AACI mengusulkan perlunya insentif bagi petani agar tetap memelihara tanaman mereka.

    "Pemerintah seharusnya memberikan insentif agar petani tetap memelihara tanaman mereka, terutama saat harga cabai rendah, " ujarnya.

    Sekretaris Jenderal Induk Koperasi Pedagang Pasar atau Inkopas, Ngadiran, menyarankan masyarakat untuk mulai menanam cabai sendiri guna mengurangi ketergantungan pada pasar.

    "Menanam cabai di pot atau halaman rumah bisa menjadi solusi untuk mengurangi beban pengeluaran saat harga cabai melonjak tinggi, " ucapnya.

    Ngadiran juga mendorong pemerintah untuk lebih fokus pada pengembangan teknologi pertanian modern untuk mengatasi dampak perubahan iklim.

    “Pemerintah perlu memberikan pendampingan kepada petani agar mereka bisa menghadapi perubahan iklim dengan lebih siap, ” kata Ngadiran

    Ia berharap, dengan Kerjasama antara pemerintah, petani, dan masyarakat, fluktuasi harga cabai dapat diminimalkan, sehingga ketahanan pangan bisa terjaga dengan baik.

    Cabai Kering: Solusi Mengatasi Kenaikan Harga Cabai Rawit Merah?

    Gejolak harga cabai rawit merah yang akhir-akhir ini mencuat, Kembali memunculkan pertanyaan apakah cabai kering bisa menjadi solusi untuk menstabilkan harga cabai. Menurut Ngadiran yang sempat menjadi membudidaya cabai mengatakan cabai rawit merah memiliki peran yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari masyarakat, sebagai bahan penyedap masakan yang tidak dapat digantikan. Namun, kenaikan harga cabai sering kali merugikan konsumen, sementara petani justru tidak selalu merasakan manfaat yang sebanding.

    "Kenaikan harga cabai itu disebabkan oleh faktor alam dan musim yang tidak bisa diprediksi. Ketika harga naik, yang menikmati hanya oknum-oknum tertentu, bukan petani, " ujar Ngadiran

     Ia menambahkan bahwa petani cabe sering mengalami kerugian akibat cuaca yang tidak mendukung, yang menyebabkan hasil panen rusak.

    Untuk mengatasi fluktuasi harga cabai, Ngadiran menyarankan penggunaan teknologi pertanian modern, seperti sistem Greenhouse dan pengolahan cabai menjadi cabai kering. Cabai kering, yang bisa disimpan lebih lama, diharapkan dapat mengurangi ketergantungan pada hasil panen segar dan membantu menstabilkan harga di pasar.

    "Sistem Greenhouse dan cabai kering bisa menjadi solusi. Di negara lain, seperti India, cabai sering dikeringkan untuk menjaga pasokan dan mengurangi harga yang tidak wajar, " kata Ngadiran menjelaskan.

    Menanggapi wacana ini, Abdul Hamid mengungkapkan kalau cabai rawit merah untuk sambel biasanya menggunakan cabai segar, bukan cabai rawit kering. (hy/bp)

    jakarta
    Heriyoko

    Heriyoko

    Artikel Sebelumnya

    Wasekjend SOKSI Saiful Chaniago: Golkar...

    Berita terkait

    Rekomendasi berita

    Nagari TV, TVny Nagari!
    Harga  Cabai Rawit Merah di Jakarta kian Pedas
    Wasekjend SOKSI Saiful Chaniago: Golkar Dalam Kepemimpinan Indonesia
    Jenderal TNI (Purn) Dudung Abdurachman: SMSI Harus Tetap Solid dan Bergerak Maju
    Hendri Kampai: Pemimpin Korup Itu Mengkorupsi Janjinya Sendiri

    Tags